Lilin Aromaterapi


Tanaman dan ekstraknya sudah digunakan sejak waktu yang tidak kita ketahui lamanya untuk meringankan rasa nyeri, membantu penyembuhkan , membunuh kuman dan juga untuk memulihkan serta mempertahankan kesehatan tubuh. Berbagai ekstrak sulingan tanaman yang berupa minyak esensial telah digunakan oleh manusia dalam waktu yang tidak kita ketahui lamanya untuk berbagai acara ritual, pengharuman dan higiene. Minyak cedarwood yang kita ketahui sudah dipakai oleh orang-orang Mesir untuk keperluan pembalsaman dan higiene sejak 5000 tahun yang lalu, barang kali merupakan minyak sulingan pertama yang pernah dihasilkan sekalipun proses produksi yang digunakan saat itu masih menjadi tanda tanya. Baik tanaman maupun minyak esensial dari lavender sudah digunakan oleh biarawan Hieldegard of Bingen pada awal abad ke XII dan pada abad ke XV minyak esensial dari turpentin, cinnamon, frankincense, juniper, rose dan sagesudah dikenal dan dipakai .sekarang ini sifat-sifat minyak atsiri herbal telah diteliti melalui riset yang dilakukan oleh banyak pusat penelitian diseluruh dunia.

FUNGSI AROMATERAPI
Minyak esensial mempunyai banyak fungsi yang positif dan memberikan efek seperti yang kita inginkan tetapi hanya mempunyai beberapa kekurangan. Minyak dari tanaman ini memiliki kemampuan sebagai antibakteri, analgesik, antifungi, antiinflamasi, antitoksik, antivirus, deodoran, digestiv, diuretik, penggalak granulasi, hormonal, imunostimulan, dan mukolitik (ekspektoran).
Antiseptik dan antibakteri
Minyak esensial terutama berkhasiat sebagai antiseptic karena agresivitasnya terhadap kumam-kuman microbial diimbangi oleh keamanan pemakaiannya mengingat minyak esensialsama sekali tidak berbahaya bagi jaringan tubuh.
Penggunaan minyak esensial merupakan cara yang pasti untuk menghindari fenomena timbulnya resistensi pada mikroba seperti yang dialami oleh pemakaian antibiotic, karena cairan essence aromatic dapat membunuh secara selektif strain kuman yang resisten (Pellecuer et al, 1974).
Analgesik
Banyak minyak esensial yang memiliki sifat ini dengan derajat tertentu dan mengapa terjadi hal demikian tampaknya tidak ada keterangan yang dapat menjelaskan, mengingat rasa nyeri itu sendiri merupakan masalah yang rumit. Sifat analgesic ini diperkirakan tertjada sebagian efek antiinflamasi, sirkulasi serta detoksifikasi yang ditimbulkan oleh beberapa jenis minyak esenjsial dan sebagian lagi akibat efek anestesi oleh jenis minyak esensial lainnya. Senyawa fenol eugenol yang ditemukan dalam minyak cengkeh sudah dikenal sebagai obat sakit gigi, minyak winter green( mengandung senyawa metil salisilat) secara tradisional sudah dipakai sebagai obat gosok untuk pegal-pegal pada otot dan methanol secara khusus sudah digunakan untuk nyeri kepala. Pada kulit, minyak yang kaya dengan senyawa terpena memiliki efek analgesik, khususnya minyak yang mengandung paracymene (Franchomme & Peneol, 1990).
Antifungus
Dari beberapa penyelidikan membuktikan efek fungisida pada minyak kayu manias, cengkeh, fennel serta thyme; minyak tanaman ini bekerja aktif terhadap Candida albicans, spesies Sporotrichon dan Trichophyton (Gildemeister & Hoffmann, 1996). Aktifitas fungisida pada minyak tanaman Chammomilla recutita dan komponennya yang mencakup senyawa chamazulene serta (-)-α-bisabolol telah diselidiki dengan baik dan ternyata efektif terhadap jamur Trichophyton rubrum, T. menthagraphytes, T. tonsurans, T. quinckeanum serta Microsporum canis dalam konsentrasi 200 mg/ml ( Szalontai et al, 1975a, 1975b, 1976, 1977).

Antiinflamasi
Minyak Lavandula angustifolia dan Chamomilla recutita banyak dipakai untuk mengatasi inflamasi ringan, seperti luka bakar karena cahaya matahari, luka bakar ringan dan gigitan serangga. Banyak orang yang telah memberikan pengakuannya mengenai aktifitas kedua minyak tersebut. Jakovlev et al (1983) memperlihatkan efek antiinflamasi pada minyak yarrow, chamomile yang mengandung chamazulene (derivate sesquiterpene), bunga arnica dan turpentine.
Antitoksin
Minyak chamomile ternyatra dapat menghilangkan keaktifan toksin yang dihasilkan oleh bakteri. Jumlah minyak yang dihasilkan lewat penyulingan 0,1 gram chamomile sudah cukup untuk menghancurkan dalam waktu 2 jam toksin stafilokokus yang jumlahnya 3 kali lebih banyak dari konsentrasi tertinggi yang selama ini ditemukan dalam tubuh manusia. Toksin stafilokokus terbukti lebih sensitive lagi (Weiss, 1998).
Antivirus
Minyak Mellisa oficinalis dan Eucalyptusbsmithii berkhasiat untuk pengobatan infeksi HSV 1 (Cohen et al 1964). Untuk pengobatan penyakit herpes zoster, minyak esensial yang terutama dianjurkan adalah minyak Pelargonium graveolens tetapi hasil yang terbaik akan diperolehpada saat terlihat tanda pertama serangan sehingga dapat mencegah replikasi virus. Meskipun telah banyak dilakukan upaya untuk mengobati HSV 2 dan telah banyak minyak essensial yang diusulkan, termasuk minyak Melaleuca alternifolia serta Melaleuca viridiflora (Franchomme & Penoel, 1990), namun keberhasilan yang dilaporkan hanya sedikit. Meskipun dukungan ilmiahnya kurang, banyak terapis aroma yang berpendapat bahwa infeksi HSV 2 dan virus lainnya seperti virus glandulas fever serta influenza akan responsive terhadap pengobatan dengan minyak esensial.
Deodoran
Bau yang busuk kadang- kadang timbul dari proses penyakit dan minyak yang berbau harum bekerja untuk mencegah penguraian, menfggantikan bau yang busuk seta membunuh bakteri yang menyebabkan semua efek ini. Penggunaan minyak esensial yang baunya harum dan menghasilkan suasana yang akrab lebih dapat diteerima pasien (yang mugkin dalam kondisi tubuh yang lemah) ketimbang pemakaian preparat sintetik yang kuat. Tindakan ini juga membantu kesembuhan pada keadaan yang disertai bau busuk,seperti misalnya pada luka bakar yang berat. Minyak esensial tidak hanya menyamarkan bau yang tidak enak ini tetapi sebenarnya menghilangkan bau tersebut. Aoma minyak esensial bukan menutupi bau busuk luka kanker atau gangrene yang terinfeksi melaikan menekan bau tersebut melalui kerja fisikokimiawinya (Valnet, 1980).
Digestif
Minyak esensial memiliki efek yang kuat pada system pencernaan dan digunakan dalam minuman perangsang selera makan serta digestif sebagai preparat karminatif dan stimulant untuk lambung, hati, serta kandung empedu. Efek karminatif yang dimiliki banyak minyak esensial sangat kuat dan manfaat lainnya juga terdapat, seperti peningkatan aktifitas sekresi lambung serta kandung empedu, efek antiseptic dan spasmolitik. Minyak esensial yang berkaitan dengan semua manfaaat ini terutama berasal dari tumbuhan family umbellifera, missal Carum carvi, Coriandrum sativum, Foeniculum vulgare var. dulce, Pimpinella anisum dan juga Menta x Piperata, Ocimum basilicum serta minyak tanaman chamomile (Schiler, 1985).
Diuretik
Sama seperti minyak rosemary yang secara tradisional dikaitkan dengan hati, maka minyak tanaman Juniperus communis(fruct.) berkaitan dengan ginjal. Pada takaran normal minyak tanaman ini merupakan stimulant yang bermanfaat sekalipun memiliki efek toksik pada ginjal yang mengalami inflamasi. Pemakaian minyak Juniperus communis akan memberikan efek diuretic(Franchomme & Penoel, 1990).
Penggalak granulasi
Minyak esensial membantu penyembuhan pada saat terjadi kerusakan atau kehilanan jaringan. Minyak yang mugkin paling dikenal baik untuk aromaterapi adalah minyal lavender bagi pengobatan luka bakar ringan dengan hasil pengobatan yang positif dan cepat(Gattefosse, 1937). Minyak hypericum serta chamomile telah digunakan secara tradisional untuk penyembuhan luka, dan kesahihan pengobatan tradisional ini telah terrbukti lewat sejumlah penelitian terhadap chamomile (Glowania et al, 1987., Thiemer et al, 1973).
Hormonal
Sebagian minyak esensial memiliki kecenderungan untuk menormalkan sekresi hormonal dan kerjanya ini diperkirakan terjadi secara langsung batau lewat hipofise (Franchomme & Penoel, 1990). Kerja yang mirip hormone dari sebagian ekstrak tanaman telah banyak dilaporkan. Ekstak biji fennel memiliki efek estrogenic yang ringan pada model binatang percobaan(Foster, 1993).
Imunostimulan
Melaleuca viridiflora pernah dilaporkan dengan efek imunostimulan melalui peningkatan kadar immunoglobulin(Pinoel, 1981). Dan banyak minyak esensial lainnya yang juga disebut-sebut oleh berbagai penulis sebagai preparat untuk memperkuat system kekebalan.
Insektisida
Minyak atsiri tanaman dapat digunakan untuk periode yang lamatanpa meningkatkan resistensi. Sebagian tanaman menggunakan minyak esensial untuk mengusir serangga yang menyerangnya, dan sifat pengusir serangga ini tetap efektif setelah berjuta tahun lamanya. Minyak citronella secara universal digunakan sebagai obat pengusir serangga dan sejumlah test memperlihatkan bahwa beberapa minyak lainnya memiliki sifat ini pula, misalnya minyak Ocimum basilicum (Dube et al, 1989).
Mukolitik dan ekspektoran
Sekret mucus yang tertimbun dalam selaput lender dapat menahan kuman sehingga mucus tersebut harus dilarutkan dahulu untuk membunuh kuman di dalamnya. Banyak minyak esensial yang bersifat mukolitik berkat kandungan ketonnya yang kuat dan pada sebagian di antaranya terdapat pula senyawa-senyawa lakton. Efek ekspektorannya di sebabkan oleh penguraian secret serta aktivitas siliany a
(Price,1997)
Manfaat minyak atsiri memang sangat besar, baik untuk kepentingan di bidang kecantikan dan kesehatan makanan maupun industri lainya.
Farmasi dan Kesehatan

Di bidang kesehatan, minyak atsiri di gunakan sebagai aroma terapi . aroma yang muncul dari minyak atsiri dapat menimbulkan efek menenangkan yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai terapi psikis. Seperti kita ketahui, pengobatan tidak lepas dari penanganan kesehatan psikis atau mental. Dengan pemanfaatan aroma terapi, psikis dibuat lebih tenang dan rileks. Selain menenangkan, zat aktif dalam miyak atsiri juga sangat membantu dalam proses penyembuhan karena memiliki sifat anti radang , antifungi , antiserangga, afrodisiak, anti innflamasi, anti depresi, antiflogistik, dan dekongestan.
Kosmetik

Dalam hal perawatan kecantikan , minyak atsiri juga digunakan sebagai campuran bahan kosmetik. Kehadiran minyak atsiri dapat memberikan aroma khas pada produk. Beberapa produk yang kosmetik yang membutuhkan peran atsiri untuk memperkuat efeknya. Yaitu parfum, sabun, pasta gigi, sampo, lotion dan deodorant.
Makanan

Pada makanan minyak atsiri digunakan sebagai penambah aroma dan penambah rasa. Dalam pembuatan makanan olahan , tak jarang bahan yang digunakan hanya sedikit menggunakan bahan utama. Oleh karena itu kehadiran minyak atsiri dapat memperkuat aroma dan rasa sehinggga produk makanan serasa memiliki cita rasa makanan yang tidak kalah dengan produk aslinya.
(Rochim Armando,2009)

ALAT DAN BAHAN

Alat:
  1. Cetaka
  2. Gelas Ukur
  3. Timbangan
  4. Kompor
  5. Bekerglass
Bahan :
Lilin Transparan
  1. Parrafin liquid 25ml
  2. Bahan Polimer 2,5g
  3. Pewarna qs
  4. Minyak atsiri qs
Lilin Dop
  1. Parafin padat
  2. Pewarna qs
  3. Minyakatsiri (beberapa tetes)


CARA KERJA SKEMATIS
  1. Dipanaskan 25 ml parafin liq + bahan polimer 2,5g dan dipanaskan sampai mencair
  2. Ditambahkan pewarna secukupnyya
  3. Jika sudah tidak terlalu panas ditambah beberapa tetes minyak atsiri
  4. Dituang ke dalam cetakan (telah disiapkan sumbu)


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Kewirausahaaan. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.
Price, shirlei, 1997. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Buku Kedokteran. Jakarta
Rochim, Armando,2009. Memproduksi 15 Minyak Atsiri Berkualitas. Penebar swadaya.Bogar)



Posting Komentar